Rabu, 30 Maret 2016

Naskah Cerita KEHIDUPAN KEKASIH KU




                        KEHIDUPAN   KEKASIH KU
‘’Penjelajahan di mulai pasukan bubar , semuanya  laksanakan ...’’ aba-aba para senior ,mendengar itu pun seluruh remaja yang mengikuti kegiatan camp tahunan itu pun langsung menyebar di seluruh kota .seperti biasa kegiatan ini di ikuti oleh remaja 14 tahun hingga 17 tahun ,kegiatan tahunan yang melibatkan seluruh anak di kota ini ,sebut saja kota edlewise dimana seluruh warganya selalu antusias menyaksikan aksi para anak muda dengan semangatnya yang membara berebut untuk mendapatkan piala campy .kegiatan di awali sejak jam tujuh pagi hingga selesai . karna bendera yang di perebutkan tersebar di seluruh kota ,maka akan memakan waktu yang sangat lama untuk mengumpulkanya . di tambah lagi para senior akan menghalangi usaha kami jika kami tertangkap maka kami tak di perbolehkan lagi mengikuti game tersebut . memang terasa melelahkan tapi tak kalah menyenagkan . hari sudah semakin siang sedang kelompok kami hanya mendapat lima bendera dari seratus bendera yang tersebar .semakin siang semakin berkuranglah anggota anak camp .kami mulai menelusuri setiap gang kecil di sudut-sudut kota . kami pun mulai lapar ku beli beberapa makanan untuk kelompok ku yang terdiri dari tujuh orang saja .’’ kalian laparkan , lihat apa yang ku bawa untuk kalian mari berteduh sambil menikmati ini ‘’seluruh anak tersenyum melihat ku mereka berlari kearah di mana aku berdiri sekarang . shabil tersenyum simpul seperti biasa sangat simpul hingga menyerupai  tali simpul yang benar-benar simpul . benar, seperti itu lah pria ku yang hampir menyerupai patung porselin di banding manusia . wajahnya yang pucat dan dingin itu bahkan membuatku semakin terpesona olehnya , pria ku penyihir dingin yang berkarisma .ku sodorkan beberapa makanan kecil padanya ku tatapnya lelak-lekat dan mulai mengaguminya lagi,lagi dan lagi . kemeja polos berwarna biru muda membuatnya terlihat semakin tampan saja . ‘’ makanlah sebelum kau mati kelaparan ...’’ kata ku dengan senyum ceria
            Baru saja kami beristirahat kami telah di kejutkan para senior yang datang untuk menagkap kami , semua anak berhamburan melarikan diri tak terkecuali kami . kami berdua pun terpisah dari kelompok kami sendiri ‘’ kemari ...bil ....’’ kata ku menarik tanganya yang hangat sambil mengetuk pintu salah seorang warga dan meminta ijin masuk untuk sekedar berlindung . awalnya ia hanya menurut  saja hingga ku dapati air mukanya berubah menjadi lebih pucat seperti melihat sesuatu yang tak semestinya ‘’ felicia ...’’ panggilnya ,lalu ia keluar dari rumah itu begitu saja tanpa satu kata pun yang memperjelas apa yang membuatnya begitu . seorang ibu keluar dari ruang lain di rumah itu ‘’ kau sedang berlindung nak .... ‘’sapanya dengan suara yang lembut membuat ku yang berniat berlari mengejar shabil pun terhenti ‘’ di luar sedang gaduh mungkin ...para senior mu itu sudah mulai menelusuri tempat ini juga ‘’ katanya lagi sambil mempersilahkan aku duduk di sofa tuanya yang sudah kusam . ‘’ boleh ku pinjam beberapa sendok bu ... aku punya sedikit makanan jadi mari memakanya bersama ‘’sesaat aku terlupa pada apa yang terjadi hingga ku dapati sebuah foto di dinding ruang tamu yang sempit itu , ku perhatikan baik-baik karna kurasa aku mengenal salah satu dari anggota keluarga yang berada di dalam foto itu ‘’ ya tuhan ... ‘’ kata ku menyadari siapa orang yang ada di foto itu tanpa sadar sendok yang ku pegang pun terlepas dan jatuh begitu saja . ‘’ ohhh maaf bu ... ‘’ sang ibu hanya tersenyum pertanda tak ada masalah dengan itu . aku langsung berpamitan dan berlari keluar dari rumah tua yang kecil itu ‘’siapa kau ,kenapa kau keluar dari rumah ku ....?’’ seorang paman dengan botol minuman keras di tanganya .aku tak menjawab hanya berlari meninggalkan tempat itu ,kuliahat di sekitar tempat itu ‘’dimana shabil ?....semoga ia tak apa-apa sekarang ... haduh betapa bodoh aku yang tak menyadari itu dari awal ‘’ gerutuh ku ,hingga ku lihat pria malang itu berdiri tepat di sebelah rumah tua tadi sambil menatap kearah dalam .tanpa pikir panjang aku berlari mendekat ‘’ shabil ....kau ...?’’ hati ku ikut runtuh melihatnya seperti itu .ia menghindari tatapan ku lalu terduduk lemas matanya berair dan merah pipinya pun telah basah dan aku ,aku bahkan tak menyadari mengapa ia enggan memasuki rumah itu tadi ‘’ shabil aku ...aku ... ‘’ aku bahkan kikuk dan hampir tak dapat berkata –kata lagi .saat itu tangisnya pun pecah ,pria itu ,priaku yang dingin dan tangguh kini segalanya runtuh di sini ‘’ maaf kan aku , aku terlambat menyadarinya ..’’ kata ku sambil memeluknya  ia tak menjawab hanya memegangi tangan ku .
            Ingatatan ku melayang di kala kami memulai hubungan ini dulu di saat ia mulai terbuka tentang dirinya dan kehidupanya yang pilu ‘’ibu ku ia adalah wanita yang baik dan lembut ...meski kami hidup serba kekurangan tapi dengan senyumnya yang hangatlah aku merasa dapat menahanya sekali pun itu sangat menyedihkan ...ayah ku tak lebih dari seorang bajingan yang memegang botol minimun setiap hari ....ia hanya dapat merauk uang dari ibu dan memukul kami di bawah pengaruh alkoholnya .... adik ku ia pria kecil yang selalu ceria meskipun tubuhnya penuh dengan luka ... saat malam sering ku lihat ibu tardiam dengan matanya yang sayu dan lelah ...tapi tak sekalipun ia menunjukan air matanya pada kami ..... ayah bilang jangan pernah percaya pada polisi atau hukum negri ini ....karna mereka hanya pembual saja ,setiap kali ia pulang di tengah malam dalam kondisi mabuk itu lah yang ia katakan ...suatu hari aku merasa muak pada tingkah dan perangainya yang buruk ...ku tantang ayah ku dengan tatapan yang menyala ,saat itu aku masih terlalu lemah hingga berulang kali ia dapat melempar tubuh ku ketanah dengan mudahnya ... saat itu tubuh ku di penuhi luka dan memar ....dengan tubuh yang demikian aku merangkak keluar dengan susah payah ....aku bersumpah tak akan masuk ke tempat menyedihkan itu .... saat itu aku tak terpikir oleh ibu dan adik yang selalu menunggu ku ... aku mulai merindukan mereka ... pernah suatu hari ku beranikan diri untuk datang meski hanya sekali ,tapi kaki ku serasa tertahan di tempat .... rasa benci ku terhadap ayah ku menghilangkan kerinduan itu dengan segera ....dan luka yang ku dapatkan darinya dari waktu kewaktu mengikis segalanya hingga aku memutuskan untuk hidup sendiri dengan kedua tangan dan kaki ku sendiri ... selama itu pula aku tak lagi mengingat seperti apa rasanya senyuman ... bahkan senyuman paling simpul sekali pun tak pernah menghiasi bibir ku hingga ku temukan kau dengan perhatian serta ketulusan yang membuat jantung ku berdetak .... saat itu pula aku mulai memaafkan diri ku yang tak lebih dari seorang pengecut untuk mulai menerima kebaikan dari gadis seperti mu .... tak sehari pun aku membenarkan tindakan egois ku yang meninggal kan ibu dan adik ku .... hanya saja aku masih tak dapat membawa mereka bersama ku sekarang ...sedang kau tau aku hanya penjaga sebuah perpustakaan sekarang ....’’ ia berbicara dengan mata penuh dendam  saat itu . pada awalnya ku pikir ia anak dari seorang penjaga perpustakaan mengingat saat itu ia masih sangat muda untuk bekerja  . ia hanya diam saja sepanjang hari ....ia adalah seorang anak yang begitu dingin tapi itu lah yang membuat anak gadis di kota ini sering mengunjungi perpustakaan hanya untuk sekedar melihat wajahnya yang tampan .masih sangat tampan meski tanpa senyuman di wajahnya . di mejanya sering di banjiri hadiah dan surat cinta ,tapi tak satu pun di sentuh olehnya . saat petang ia mulai membersihkan tempat itu sendirian dan di saat seperti itulah aku biasa mengunjungi tempat itu .mengingat ayah ku adalah pemilik perpustakaan itu jadi aku boleh datang kapan pun aku suka . pada awalnya aku terpesona oleh wajahnya tapi muak dengan tingkah dinginya .semakin hari kami semakin sering bertemu dan menjadi dekat satu sama lain . aku pernah begitu membeci orang itu hingga ke ubun-ubun hingga ku dapati ia tertidur di koridor sekolah ‘’lihat betapa manis ia saat ia teridur seperti itu ... tak ada wajah yang dingin selain wajah damainya yang terlelap dalam tidur siang nya . tak sekali pun ia bicara manis hanya sepatah dua patah kata yang menyakitkan . smakin di perhatikan aku mengerti ia hanya berusaha menghindari orang-orang di sekitarnya ia hanya benci hal-hal rumit . ku rasa aku melihat diri ku yang dulu yang selalu menyalahkan keadaan . maklum kedua orang tua ku selalu sibuk dengan urusan mereka sendiri tanpa menganggap  keberadaan ku .hingga akhirnya mereka bercerai tanpa mempertimbangkan apa yang akan terjadi pada ku . ke egoisan mereka membuat ku menjadi seperti shabil saat itu . karna aku tau ia memiliki dendam terhadap orang tuanya sepertiku jadi aku tau bagaimana harus bersikap padanya .
            ‘’prrrriiittttt...’’ peluit panjang di tiup pertanda pertandingan telah berahir hal itu pula yang membangkitkan aku dari ingatan masa lalu ku .shabil masih terdiam sambil terduduk dengan tatapan kosongnya ku tarik tanganya ‘’ aahhhh .... pertandingan berahir ... kurasa kita kalah lagi tahun ini .... mari berdiri dan pulang saja ‘’ia menoleh ke arah ku sambil tersenyum dengan senyum simpulnya yang kecil ‘’ haruskah ...?’’ katanya sambil mengacak-acak poni ku .ia tahu pasti peraturan permainan tak demikian kami harus berkumpul dan menyelesaikan game berikutnya setidaknya kami harus menginap selama seminggu di camp .kami menelusuri jalan sambil bergandeng tangan , siapa peduli...... lagi pula kami memang sudah berkencan . mungkin seluruh gadis di kota ini akan patah hati dan benar setiap orang di jalan yang kami lalui menatap kami seperti itu . terutama para gadis yang menggandrungi shabil , mereka semua terlihat kesal melihat pria yang mereka sukai menggandeng seorang gadis di sampingnya . seorang gadis yang tak cukup pintar dan terkenal seperti dirinya hanya seorang gadis yang di sukainya saja tak lebih dan tak kurang dari itu .’’aahhhhh.....betapa nyamanya bisa berjalan bersama orang yang kita suka ‘’ kataku sambil mempererat pegangannya  dan seperti biasa ia hanya menatap lalu tersenyum tipis ‘’emmmhhhh apa hanya seperti itu .... ‘’ keluh ku yang merasa tak puas dengan reaksinya barusan ‘’ahh....ha..hahaaa...’’ akhirnya ia tertawa karna aku terus menggodanya ‘’ itu melegakan , kau tau ...?’’  ia menoleh sambil menghentikan langkahnya  ‘’apanya..?’’ terlihat ia mulai menatap ku serius ‘’ yang barusan itu .... trimakasih dan untuk sebelumya lagi aku 


Karya : nganthi tri kemuning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar